Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Bagaimana Caraku Bertahan: Sebuah Refleksi Bagian Satu

Hai, berjumpa lagi. Rasanya aku berhutang untuk empat tahun terakhir: menuliskan episode-episode paling krusial dalam kehidupanku memasuki usia seperlima abad. Tapi, baiklah. Mari membuatnya tidak seperti beban atau hutang. Maka kuputuskan membikinnya seperti aktivitas berkacaku setiap pagi: refleksi. Harapanku, semoga tak berlebihan, ada beberapa makna yang bisa kusimpan untuk hidupku ke depan. Dengan ini, kupersembahkan: refleksi. Kutuliskan ini diiringi suara Nadin:  kita beranjak dewasa, jauh terburu seharusnya bagai bintang yang jatuh, jauh terburu waktu mati lebih cepat, mati lebih cepat Tepat sekali. Maka kubawa ia, Farakh 4 tahun lalu, dihadapan kita sekarang juga untuk bercerita.  Tahun pertama: 2016-2017. Tahun pertamaku dimulai dengan kesalahan yang cukup kusesali hingga sekarang: luput memilih tempat tinggal. Terlalu tenggelam dalam euforia berhasil masuk perguruan tinggi kedinasan. Maka kuperlukan terkekeh sebentar ketika di masa depan aku mendengar cerita yang hampir sama