Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Menelusuri Rasa Bersama "Aruna dan Lidahnya"

Gambar
Beberapa hari lalu, aku baru sadar November sudah hendak habis dan sedikit terkejut mendapati 2020 sebagai tahun paling surutku dalam membaca buku. Tentu saja setelah membuka goodreads  dan hanya menemukan Pulang milik Leila S. Chudori bertengger sendirian dalam daftar. Maka dalam perjalanan menemukan the old me , kuperlukan melahap beberapa buku untuk mengantarkan 2020 pada peraduannya.  Judul: Aruna dan Lidahnya (2014) Penulis: Laksmi Pamuntjak Halaman: 429 Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Harga: Rp95.000 Aruna dan Lidahnya, kubungkus barang setahun lalu dari Gramedia, yang kemudian berjalan dari teman-ke-teman bahkan sebelum sempat kutamatkan. Maka kuputuskan mulai berkawan dengannya seminggu lalu. Kesan pertamaku justru datang dari penyesalan membeli buku ini dengan versi cover filmnya: hal yang nyaris tidak pernah kulakukan sepanjang hidupku bercumbu dengan buku-buku. Meski tak cukup esensial, hal ini cukup membuatku meletakannya berbulan-bulan tak tersentuh.  "Aruna dan Lida

Bagaimana Caraku Bertahan: Sebuah Refleksi Bagian Satu

Hai, berjumpa lagi. Rasanya aku berhutang untuk empat tahun terakhir: menuliskan episode-episode paling krusial dalam kehidupanku memasuki usia seperlima abad. Tapi, baiklah. Mari membuatnya tidak seperti beban atau hutang. Maka kuputuskan membikinnya seperti aktivitas berkacaku setiap pagi: refleksi. Harapanku, semoga tak berlebihan, ada beberapa makna yang bisa kusimpan untuk hidupku ke depan. Dengan ini, kupersembahkan: refleksi. Kutuliskan ini diiringi suara Nadin:  kita beranjak dewasa, jauh terburu seharusnya bagai bintang yang jatuh, jauh terburu waktu mati lebih cepat, mati lebih cepat Tepat sekali. Maka kubawa ia, Farakh 4 tahun lalu, dihadapan kita sekarang juga untuk bercerita.  Tahun pertama: 2016-2017. Tahun pertamaku dimulai dengan kesalahan yang cukup kusesali hingga sekarang: luput memilih tempat tinggal. Terlalu tenggelam dalam euforia berhasil masuk perguruan tinggi kedinasan. Maka kuperlukan terkekeh sebentar ketika di masa depan aku mendengar cerita yang hampir sama

Self healing: Menjadi Sendirian

Selamat pagi, tidak menyangka bisa menyambangi blog sepagi ini. Persetan dengan ungkapan-ungkapan negatif yang baru saja kuterima lewat sosial media sepagi ini, mari menyembuhkan diri, lagi. Menjadi sendiri. Hal yang paling kutakutkan segera tiba. Saya sudah berada di penghujung masa kuliah. Saya bersyukur bahwa cukup banyak kawan, teman, sahabat yang saya jumpai sepanjang empat tahun kuliah di Jakarta. Tapi coba tebak? Ya, saya masih merasa sendiri. Sejak mengakhiri hubungan dengan mantan pacar empat tahun silam: saya bertemu dan berkawan dengan lebih banyak orang, hal yang tidak bisa saya lakukan selama masa pacaran. Kemudian saya sibuk haha-hihi berkawan sana sini hingga tiba pada tingkat akhir. Semuanya menjadi berbeda. Perkuliahan tidak sepadat dulu. Kegiatan kampus tidak semasif sebelumnya. Semua orang mendadak jauh, menarik diri dari saya (?) dan mungkin lingkungan pergaulan lain. Sahabat-sahabat yang dulunya tidak pernah tidak hang out  dan cerita ngalor-ngidul mengambil

Self-healing: Skripsi dan Keresahan yang Meliputinya

Lama sekali tidak menulis apa-apa di sini. Terlalu lama alpa, bahkan lupa kalau aku masih punya lembaran-lembaran kosong yang senantiasa terbuka untuk kuisi dengan apapun. Jadi, mari kita mulai lagi. Empat bar. Tangga teratas. Saya sudah berada pada masa-masa akhir pendidikan diploma saya di Politeknik Statistika STIS. Dengan sistem kuliah paket, kami diatur seideal mungkin untuk dapat masuk dan lulus bersama-sama. Seperti yang tentu saja sudah jauh-jauh hari saya antisipasi kedatangannya: tugas akhir atau skripsi. Sebentar, izinkan saya menertawakan diri saya di masa lalu yang terheran-heran mendapati kakak tingkat yang hampir setiap saat mengeluhkan tugas akhir mereka. Menurut saya waktu itu: kerjakan tiap hari saja, toh akan selesai juga. Memang, adik tingkat tidak tahu diri. Tapi itulah yang saya pikirkan saat itu sebagai adik tingkat yang hampir setiap mata kuliahnya ada tugas penelitian dan artikel, ditambah PKL, yang terakhir itu akan panjang ceritanya. Oke, kembali k