Puisi (12): Kursor Yang Mendua
Kursor Yang Mendua Kursor itu berkedip-kedip saja di antara kata Tak benar-benar diam, melainkan mencoba melukis asa Memetakan huruf-huruf sesuai dengan maunya Lalu sang empu mengutuknya, Lantas salah siapa? Andai kursor punya mulut Andai kursor punya kepal pasti sudah mendaratlah ia pada wajah sang empu Lantas memakilah ia Namun kata mereka tak elok berandai-andai Kursor itu memang membisu namun menggelitik telinga “Tik tik tik” sang empu agaknya mulai alergi dibuatnya Berkali-kali ia mundur beberapa kertas kemudian maju dan lantas mundur lagi Bercucuran sudah keringat dibuatnya Kursor malang Ia terjebak di antara pikiran sang empu yang mendua Agaknya ia benar-benar ingin berlari ke kanan atas namun tak kuasa Lantas ia memutuskan untuk mendua 8 Aug 2014