Pengalaman Berburu PTN dan PTK (Part 2: SBMPTN)
Holla!
Sekarang mari kita lanjutkan ke part ke dua: SBMPTN.
Perjuangan dimulai kembali!
Setelah pengumuman SNMPTN tanggal 9 Mei 2016—saya dinyatakan
tidak diterima.
Saya mengalami hari-hari yang membuat saya down dan
kehilangan semangat belajar. Kecewa, namun tidak berlarut-larut karena saya
sudah memasrahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa. Hal yang pertama kali saya
fikirkan setelah membuka pengumuman adalah tentu: daftar SBMPTN.
SBMPTN tahun ini dilaksanakan tanggal 31 Mei 2016 (wtf, waktu
itu sudah tanggal 9) -_- artinya tinggal 22 hari alias 3 minggu! Bisa gak ya
belajar the whole materi SBM dalam waktu sesingkat itu sementara buat belajar
UN aja memakan waktu hampir 6 bulan?
Tapi Alhamdulillah, saya sadar dan bersyukur sekali waktu
awal masuk kelas 12 saya buka-buka web zenius dan baca hampir semua artikel
tips belajar UN dan SBMPTN. Singkatnya isinya begini, cara belajar yang lebih
baik untuk anak kelas 12 adalah BELAJAR
SBMPTN dari awal semester. Harus begitu karena mayoritas anak Indonesia (hanya
fokus) belajar untuk UN. Sekolah pun begitu. Padahal mulai tahun ini, Nilai UN kurang berpengaruh terhadap kelulusan. Kalau
sudah begini, siswa yang harus mengatur cara belajar mereka sendiri. Materi SBMPTN itu tingkat kesulitannya jauh di
atas materi UN. Ibarat piramida, belajar SBMPTN itu membangun dari dasar sampai
ke puncak dan materi UN itu, menurut pengalaman saya, lebih banyak bermain
tingkat dasar dan menengah.
Nah, u get my point.
Saya sudah mulai belajar materi-materi SBMPTN mulai dari
merangkum materi yang -sering diujikan sampai print out soal-soal SBMPTN
tahun-tahun lalu. In this case, saya sangat berterima kasih buat zenius dan
pak-anang.blogspot.com atas soal-soal dan pembahasan yang lengkapnya tiada tara
:D *boleh dicoba bgt*. Sampai pada saat daftar SBMPTN, persiapan saya lebih
dari 50%. Nah, bagi yang masih bingung mau belajar mulai dari mana, Ini kira-kira to-do-list saya:
Tips belajar
Nah, saya terbantu banget apalagi saat pasca UN saya langsung tancap gas untuk menghadapi USM STAN dan USM STIS yang materinya 45% mirip dengan SBMPTN. (untuk yg ini dibahas di part selanjutnya)
- Kumpulkan materi-materi SBMPTN (rumus, rangkuman, dll)
- Pelajari dan pahami materi (jangan cuma dihafal)
- Mulai latihan soal tingkat ringan-menengah-berat. Kalau gak mudeng bisa ditanyakan ke guru di sekolah
- Kerjakan soal-soal tahun sebelumnya minimal 5 tahun karena sangat-sangat membantu (point ini lebih baik pada satu bulan menjelang ujian)
- Try out soal-soal prediksi pakai waktu dan dihitung perkembangan nilai kamu
Tips belajar
- Mulai belajar dari sekarang, bayangkan ratusan ribu yang akan bersaing di SBM nanti
- Kalo ada soal yang susaaaaah bgt biasanya akan bikin kalian stuck dan males belajar lagi. Maka kalau sudah mentok ke sana ke mari gak ada yang tahu, mending tinggalin aja.
- Jangan terlalu dipikirin. Lebih baik waktu kamu gunakan untuk belajar materi yang lebih mudah kamu kuasai.
- Tetapkan jadwal belajar kamu sendiri. Misal: tgl 1-5 kimia, tgl 6-10 matematika, dst. usahakan jadwalnya dipatuhi supaya disiplin.
- Buat suasana hati senang, misal dengan selingan musik, makan enak, atau sesuai selera kalian. Semangat itu datang dari diri kalian sendiri.
- Kalau mau beli buku latihan SBM, lebih baik yang ada soal-soal 5 tahun ke belakang dan pembahasannya (supaya gak kerja dua kali)
- Serius tapi tetap santai dan tenang
- Awali dan akhiri belajar dengan berdoa
Nah, saya terbantu banget apalagi saat pasca UN saya langsung tancap gas untuk menghadapi USM STAN dan USM STIS yang materinya 45% mirip dengan SBMPTN. (untuk yg ini dibahas di part selanjutnya)
Waktu pendaftaran, tentu saya mulai kubur ego saya buat masuk
kedokteran dengan berbagai alasan yg gaperlu disebutin. Dan pilihan saya jatuh
pada Teknik Informatika-Universitas Brawijaya. Nahloh? Jauh banget kan dari
kedokteran xD Alasannya karena saya dari dulu udah tertarik dengan dunia IT
seperti web-development dan daya tampung prodi tsb sangat melimpah, hihi. Dan saya
dapat tempat test di SMA 5.
(info lebih lanjut: www.sbmptn.ac.id)
Hal penting selanjutnya adalah siapkan peralatan dan persyaratan (catat baik-baik). Waktu H-1
penting sekali untuk melakukan survey tempat supaya kita bisa lebih mudah
beradaptasi dengan kondisi lingkungan saat test. And I’ve done all of these kecuali satu hal: cek persyaratan. Dan saya
menyesal. Saat test dimulai dan pengawas minta kartu identitas disiapkan, saya
inget KTP udah ditaruh di tempat pensil kemarin sore—setelah check in di
stasiun. Betapa shocknya saya waktu tau KTP saya gaada :’( Akhirnya saya duduk
sambil berdoa dan pasang wajah biasa aja. Alhamdulillah waktu pemeriksaan, KTP
gak ditanyain. Hftttt legaaa.
Saat pengumuman tiba, Alhamdulillah saya dinyatakan diterima
di Teknik Informatika-Universitas Brawijaya sesuai harapan saya. Alhamdulillah,
akhirnya dapat PTN!
That’s All part 2. Sekali lagi bukan bermaksud jemawa atau menggurui. Hanya ingin berbagi pengalaman supaya bisa kita ambil bersama hikmahnya. Tetap semangat. Semoga sukses!
Komentar
Posting Komentar