Pengalaman Berburu PTN dan PTK: USM PKN STAN 2016 (Part 3)

Holla!

Bertemu lagi masih di segmen yang sama yaitu berburu kuliahan. Jangan bosen-bosen ya xD

Nah, sekarang next step: USM PKN STAN 2016. Bagi yang belum tahu PKN STAN itu Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Itu lho Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) yang diincar ratusan ribu anak Indonesia. Tahun 2016 sendiri jumlah pendaftarnya mencapai lebih dari 100.000 (orang semua loh-_-). USM STAN dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2016.
Serius loh.

Waktu itu, pengumuman SNMPTN tanggal 9 Mei 2016. Jadii, setelah UN selesai ato pertengahan April-Mei saya langsung tancap gas untuk melanjutkan belajar USM STAN dan STIS yang sempat tertunda oleh UN. Kok bisa milih 2 PTK? Akan dijelaskan pada part selanjutnya. Saat itu, saya menyiasati waktu yang sangat singkat dengan mengefisienkan materi yang akan saya pelajari. Seperti yang kita tahu, materi SBMPTN terdiri atas TKPA dan TKD (dalam hal ini saya memilih SAINTEK). Mata uji USM STAN adalah TPA dan BAHASA INGGRIS. Sedangkan USM STIS mengujikan MATEMATIKA dan BAHASA INGGRIS.

Tipe soal TKPA SBMPTN dan TPA USM STAN adalah dalam kategori yang sama. Maka saya fokus untuk belajar TPA—secara umum—agar sekali dayung dua pulau terlampaui wkwk. Laluuu, pada untuk BAHASA INGGRIS, saya fokus belajar USM STIS dan STAN karena keduanya memiliki pola soal yang beda dan tingkat kesulitannya hampir sama. Nah, waktu itu teman-teman banyak yang tanya:

Ikut USM 2 PTK, apa gak susah ngatur konsentrasi belajarnya?
Susah sekali sih enggak. Hanya kita harus punya strategi belajar. In my case, saya gunakan cara belajar yang sudah saya uraikan tadi. Saat teman-teman saya yang ikut USM STAN kebanyakan ikut bimbel, saya memutuskan untuk gak ikut, padahal sebenarnya pengin L. Itu adalah salah satu siasat saya buat bagi waktu menghadapi 4 tes sekaligus dalam waktu bersamaan (USM STAN, USM STIS, SBMPTN, dan UM UNDIP). Coba kalau saya ikut, pasti saya hanya fokus pada USM STAN saja. Padahal, semua itu penting menurut saya, walopun ada skala prioritas.
Setiap orang pasti puny skala prioritasnya masing-masing. Jadi kalau diterima di bebarapa tempat sekaligus (Aaamin) bisa dengan mudah memilih mana yang baik untuk dia. Skala Prioritas saya adalah gini:
  1. STIS
  2. STAN
  3. UM UNDIP à Pendidikan Dokter Gigi
  4. SBMPTN à Teknik Informatika
  5. UM UNDIP à Ilmu Gizi
Yang paling penting adalah jangan lewatkan sehari pun pada saat-saat krusial menjelang test untuk nggak pegang buku. Iya, pegang buku itu nyicil ayem xD Walopun gak dibaca, yang penting pegang buku. Jadi kalo sewaktu-waktu pengen belajar tinggal buka. Jangan malu dianggep sok-sokan rajin.
Nah, USM STAN pun tiba. Waktu itu dapat tempat di USM (Universitas Semarang). Saya ngerjain dengan tenang, gak grogi sama sekali. Saya berhasil mengerjakan 70 Soal TPA dan hampir 50an soal Bahasa Inggris. Sehari setelah test, sudah banyak teman-teman yang mem-viral-kan kunci jawaban/pembahasan soal-soal yang kemarin ditestkan. Saya beranikan diri buat buka dan neliti jawaban saya. Dan Boom! Banyak sekali salah di sana-sini. Saya kurang teliti dalam nomor-nomor yang harusnya bisa saya kuasai dengan baik.

Setelah harap-harap cemas, saat pengumuman saya dinyatakan tidak lolos USM STAN Tahap 1. Kecewa. Karena waktu itu, saya belum diterima dimanapun :’( sedangkan teman-teman saya sudah banyak yang lolos. Mungkin Allah punya kehendak lain. Setelah pengumuman itu, saya langsung buka-buka info UM PTN dan akhirnya daftar UM UNDIP.

Saya hanya belajar UM UNDIP selama seminggu dan dengan nekadnya ngambil Pendidikan Dokter Gigi :’( Saya belajar dari soal-soal 5 tahun terakhir dan ternyata jitu sekali! Soal-soalnya 70% mirip dengan tahun sebelumnya. Saat pengumuman, Alhamdulillah saya dinyatakan diterima di FK-Ilmu Gizi pada pilihan kedua.


Komentar

  1. Kak saya baru kelas 10 smk swasta yang kebetulan ngambil jurusan akuntansi. Nah, saya udah ngerencanain buat nantinya lanjut ke PKN STAN dan PTN juga. Bisa ngga tuh kak? Secara saya belum ngerti2 banget. Atau cuma bisa daftar salah satu aja? Thx

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBERONTAKAN YANG DIDALANGI PEMERINTAH KOLONIAL BELANDA

Review: Kepunan - Benny Arnas

Puisi (10): Refleksi Diri