Puisi (1) : Opera Nyata
Opera
Nyata
Oleh Farakh Khoirotun
Nasida
Ini
bukan tentang mencari siapa yang patut dipersalahkan
Ini
tentang sebuah tanda tanya besar yang tiba-tiba saja menyeruak meminta jawaban
Buku
kenangan itu sudah habis dan jatuh berantakan
Masa-masa
itu juga demikian
Keindahan
yang menjanjikan kedamaian itu adalah masa-masa yang dulu selalu kuimpikan
Kemudian
Sang Khalik menjadikannya nyata
Lantas
aku larut dalam indahnya masa itu sampai aku melupakan-Nya
Aku
larut dalam ego yang menghanyutkan takwa
Mungkin
ini adalah suatu tamparan keras dari-Nya
Mungkin
ini adalah alarm besar yang membangunkanku dari mimpi indah
Ke
mana perginya sujud-sujud sepertiga malam itu?
Ke
mana perginya sunnah-sunnah itu?
Kini
aku terbangun dan mendapati masa indah itu ada di ujung tanduk
Lalu
dengan mati-matian kutegakkan lagi
Tiga
per empat bagian sudah menanti
Aku
yakin, aku sama sekali belum terlambat untuk membuat semuanya lebih baik
Kini
aku sedang menahan buku yang hampir tertutup dan mati
Aku
ingin menjadikannya terbuka lagi
Perlahan
aku ingin mengulangi sujud dan sunnah yang mati suri
Ampunilah
hamba-Mu yang tak tahu diri ini
Ketika
buku itu kembali terbuka
Aku
berharap ia akan kembali memainkan opera
Opera
yang jauh lebih indah
Bukan
lagi opera mimpi
Opera
nyata
Komentar
Posting Komentar